Sunday, 23 July 2017

Bagaimana jika Jokowi - Gatot dipasangkan ?ini Kata Pengamat

JAKARTA - Setelah UU Pemilu diketok palu, Partai NasDem mewacanakan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, yang akan pensiun pada Maret 2018 akan mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres 2019.
Duet Jokowi-Gatot ini memang bila disatukan akan jadi salah satu pasangan terkuat.
Demikian menurut Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio kepada Tribunnews.com, Jumat (21/7/2017).
"Gambaran penggabungan pasangan ini sudah terlihat sejak tidak adanya larangan dari Jokowi terhadap manuver yang dilakukan oleh Gatot selama ini," ujar Hendri Satrio.
Hanya saja, imbuhnya, masih ada kemungkinan pasangan ini tidak terjadi, yaitu bila Gatot menginginkan maju untuk bersaing menghadapi Jokowi di Pilpres 2019 nanti.
Namun dalam kacamata Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini, untuk Pilpres 2019, Jokowi memiliki banyak calon kandidat untuk mendampinginya.
Selain Jusuf Kalla (JK), menurutnya, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Kepala Bappenas dan ahli ekonomi Bambang Brodjonegoro atau Rizal Ramli.
"Pun tokoh Islam seperti Gubernur NTB, TGB Zainul Majdi, atau Ketua MPR, Zulkifli Hasan sangat layak mendampingi Jokowi di 2019 kelak," jelasnya.
Sebelumnya, Politikus NasDem, Teuku Taufiqulhadi mewacanakan kandidat alternatif buat Jokowi di Pilpres 2019.
"Yang kami duga Pak JK Tidak bersedia lagi ikut untuk periode mendatang. Kami sedang memikirkan pendamping yang kuat seperti Pak JK," kata Taufiqulhadi, di Gedung DPR, Jumat (21/7/2017).
Lalu, siapa kandidat yang dianggap layak menjadi pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019 di mata NasDem? Yang dipandang mulai muncul dan mumpuni adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo, yang akan pensiun pada Maret 2018.
"Sejauh ini, di mata kami, yang cukup baik adalah Pak Gatot Nurmantyo, yang menjabat sebagai Panglima TNI sekarang," katanya. (*)

No comments:
Write comments