Klikduluah - Disaat banyak uang, orang akan berpikir membeli barang-barang mewah merupakan suatu kebahagiaan. Namun pernyataa itu keliru, untuk lebih bahagia itu belilah Pengalaman bukan Barang.
Seperti dilansir dari KOMPAS.com - Anda pasti sudah sering mendengar petuah yang mengatakan bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan.
Kini, menurut para peneliti, kalimat itu benar setelah mereka mendapati
bahwa pengalaman lebih membuat seseorang bahagia daripada memiliki
barang-barang.
Memang tidak salah, uang bisa membuat Anda lebih gembira. Tapi
sebatas itu saja. Bila kebutuhan pokok Anda sudah terpenuhi, maka
memiliki lebih banyak uang tidak akan meningkatkan kebahagiaan secara signifikan.
Oleh karenanya yang harus dilakukan agar lebih bahagia bukan mencari
lebih banyak uang, namun bagaimana menggunakannya untuk mendapatkan kebahagiaan lebih.
Cara yang keliru
Banyak orang mengira menginvestasikan uang dalam bentuk barang adalah
cara yang tepat. Alasannya, barang akan lebih awet daripada sebuah
pengalaman yang berlangsung sebentar saja. Dengan memiliki barang, orang
mengira kebahagiaannya juga akan lebih awet.
Meski demikian, para psikolog dan sosiolog justru menemukan hubungan
antara materialisme atau kesukaan memiliki barang-barang, dengan
narsisme alias kecenderungan untuk pamer, kegelisahan sosial, dan
ketidakbahagiaan hidup.
Bila Anda membeli sebuah barang baru, itu akan membuat Anda gembira.
Kita semua merasakan hal itu. Namun dengan berjalannya waktu, kesenangan
itu memudar, dan Anda akan segera ingin berbelanja lagi untuk
menghadirkan kegembiraan baru.
“Kita membeli barang untuk membuat kita senang, dan kita
mendapatkannya. Namun hanya untuk sementara. Barang baru memang
menyenangkan pada awalnya, namun setelah kita terbiasa, ia tidak akan
terlalu menarik lagi,” ujar Dr. Thomas Gilovich, psikolog dari Cornell
University yang meneliti hubungan antara uang dengan kebahagiaan selama dua dekade.
Gilovich menyebutkan itu dalam artikel tahun 2016 yang berjudul: “Want Happiness? Buy Experiences, Not Things”, yang diterbitkan di laman Fakultas Psikologi Universitas Cornell.
Study lain di tahun 2014 juga menemukan bahwa saat kita fokus pada
apa yang kita inginkan daripada apa yang kita miliki membuat kita kurang
menghargai apa yang sudah ada di sekitar kita. Ditemukan bahwa
partisipan yang lebih materialistis selalu lebih merasa kekurangan dan
memiliki tingkat kepuasan atau rasa syukur yang rendah.
Cara yang benar
Nah ketika harta tidak menjamin kebahagiaan, lalu apa yang harus dilakukan? Di sinilah kita membutuhkan pengalaman atau aktivitas yang menggembirakan.
Mendaki gunung
Riset Dr Gilovich menemukan bahwa tingkat kebahagiaan
yang didapat dari membeli barang baru memang sepadan dengan uang yang
digunakan untuk bepergian dan mendapat pengalaman. Namun kenangan
perjalanan dan kegembiraan saat kita mengingat pengalaman itu akan
bertahan jauh lebih lama. Kita tetap akan merasa memiliki pengalaman
itu, beda dibanding saat membeli barang di mana kita segera
melupakannya.
Berbagi pengalaman dan cerita juga akan membuat kita terhubung lebih
banyak dengan orang lain. Bayangkan saja, kita umumnya akan merasa lebih
terhubung dengan orang yang bepergian bersama dengan kita dibanding
dengan orang yang membeli barang yang sama dengan yang kita beli.
Kita juga akan merasa lebih nyaman bercerita atau membandingkan
pengalaman kita dengan orang lain, daripada membandingkan barang yang
kita miliki dengan punya orang lain.
“Pengalaman akan lebih melekat dalam diri kita dibanding
barang-barang material,” ujar Gilovich. “Kita mungkin saja sungguh
menyukai sebuah barang. Kita bahkan bisa menjadikannya sebagai bagian
dari identitas kita. Namun barang itu tetap terpisah dari Anda.
Sebaliknya, pengalaman akan menjadi bagian diri Anda selamanya. Kita
adalah rangkuman dari apa yang kita lewati.”
Oleh karenanya, alih-alih berbelanja untuk mendapat kesenangan, lebih
baik carilah aktivitas dan pengalaman. Traveling, mencoba berbagai
kuliner, pergi ke berbagai tempat, mengendarai berbagai jenis
transportasi, menikmati seni atau keindahan alam, akan membuat Anda jauh
lebih bahagia.(klik/k)
sumber: DMarge,
No comments:
Write comments