Sunday, 23 July 2017

Jokowi hingga Muhammadiyah kecam aksi Israel blokade Masjid Al-Aqsa

Jakarta - Aparat keamanan Israel membunuh tiga warga dan melukai empat warga Palestina dalam bentrok selepas Salat Jumat di Yerusalem Timur. Aksi tersebut ternyata membuat Presiden Joko Widodo hingga Muhammadiyah mengecam aksi blokade tersebut.

Presiden Joko Widodo mengecam keras pelarangan ibadah salat di Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Palestina. Bahkan, dia akan meminta masyarakat internasional membantu penyelesaian konflik dan penjajahan yang masih terjadi di Palestina itu.

"Indonesia meminta kepada PBB, kepada Sekjen PBB, agar Dewan Keamanan PBB dapat segera melakukan sidang untuk membahas krisis yang ada di komplek Masjid Al Aqsa," kata Presiden Joko Widodo ditemui di komplek Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Sabtu (22/7).

Pemerintah Indonesia menolak segala bentuk aksi kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), termasuk pembunuhan terhadap jemaah yang berupaya menjalankan haknya untuk melakukan ibadah di Masjid Al-Aqsa.

Selain itu, Pemerintah Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengadakan sidang dan mengambil langkah untuk menghentikan tindak kekerasan oleh pihak keamanan Israel di Kompleks Masjid Al-Aqsa.

Pemerintah Indonesia mengingatkan kembali kepada Israel untuk tidak mengubah "status quo" kompleks Al-Aqsa, agar Masjid Al-Aqsa dan "the Dome of the Rock" tetap berfungsi sebagai tempat suci yang dapat diakses bagi semua umat Muslim.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, pihaknya akan meminta negara-negara di Arab yang bergabung dalam OKI untuk melakukan tindakan yang lebih berani terhadap apa yang sudah dilakukan oleh Israel di Masjid Al-Aqsa.

"Kami berharap negara di Timur Tengah bersatu. Perselisihan antara Arab Saudi dengan Qatar harus tutup buku dulu. Kesampingkan dulu perbedaan-perbedaan dan perselisihan di Timur Tengah. Semua harus bersatu melawan ketidakadilan Israel," tegasnya.

Dia menyayangkan terjadinya insiden di Masjid al-Aqsa yang dipicu oleh tindakan Israel. Wilayah Masjid Al-Aqsa, lanjut Haedar adalah kota suci tiga agama besar yaitu Islam, Yahudi dan Kristen.

"Ini bukan lagi soal Islam, tapi juga kemanusiaan. Kedua, tidak boleh negara sewenang-wenang di zaman modern ini," pungkasnya.

Beberapa waktu belakangan ini, situasi di kompleks Al-Aqsa semakin memburuk. Selain itu terjadi penembakan terhadap Imam Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, Sheikh Ikrima Sabri.

Kemudian aparat keamanan Israel juga membatasi akses ke Kompleks Al-Aqsa, yang melanggar hak umat Muslim untuk bebas melakukan ibadah.

Pemerintah Indonesia juga mendesak Israel untuk tidak mengubah "status quo" kompleks Al-Aqsa agar Masjid Al-Aqsa dan the Dome of the Rock atau Masjid Kubah Batu tetap menjadi tempat suci yang dapat dimasuki semua umat Muslim.
Sumber ; Merdeka.com

No comments:
Write comments