Info Islami - Keberdaan Manusia di Alam Dunia ini hanyalah sementara (Fana). Namun keabadian di Akhirat kelak saat kita sudah melewati proses kematian.
Bismillahirohmaanirrohiim.
Prosesnya setelah dibangkitkan dari dalam kubur, kemudian mereka umat manusia dari semua lapisan zaman yang lalu hingga zaman sekarang, dan zaman akhir digiring menuju padang mahsyar.
~ Pembagian Manusia Sedunia Menjadi Tiga Golongan
"Kelak di hari kiamat manusia akan digiring menjadi tiga kelompok ; satu kelompoknya berjalan kaki, satu kelompok lain memakai kendaraan, dan kelompok ke-3 berjalan dengan wajah-wajah mereka.
Ada yang bertanya kepada Rasulullah saw :" Ya Rasul bagaimana mereka mampu berjalan dengan wajah-wajah mereka?..
Nabi Muhammad saw menjawab:
"Sesungguhnya yang Maha Menjadikan, mereka mampu berjalan dengan kaki itu, dan menjadikan mereka berjalan dengan wajah mereka. Ketahuilah bahwa mereka itu mampu berjalan cepat dengan wajah-wajah mereka sekalipun dari tempat yang tinggi penuh duri." [ HR. Imam Tirmidzi, melalui Abu Hurairah ra. ]
Dari berbagai hadits; bahwa keadaan berjalan kaki, berkendaraan dan berjalan dengan wajah-wajah ialah sesuai amal perbuatan di dunia.
Adalah mengandung pengertian adanya tiga kelompok :
- Kelompok pertama berkendaraan adalah orang-orang muslim.
- Kelompok kedua dan ketiga adalah kelompok berjalan dengan kaki dan wajah. Yang berjalan dengan wajah adalah mereka orang-orang kafir.
Dan yang berjalan dengan biasa adalah mereka yang takabur, fasiq, tidak mau mendengar nasehat dan lain-lain mengandung dosa.
Artinya mereka yang berjalan adalah orang-orang Islam yang melakukan dosa, yang mencampur adukkan antara amal shaleh taat kepada Allah dengan hal-hal yang dibenci Allah, semisal kejahatan jenis apa pun.
Kelompok ini berjalan di belakang mereka yang berjalan dengan wajah.
Ada hadits lain sebagai penjelas :
" Mereka yang berjalan (dengan kaki) adalah orang-orang mukmin yang berdosa, adapun orang-orang yang memakai kendaraan ialah mereka yang bertakwa semenjak orang-orang yang lebih awal yang tidak mengenal rasa takut dan susah. Dan orang yang berjalan dengan wajah mereka ialah orang-orang kafir."
[ Hadits : Durratun Nasihiin ]
~ Dalam Keadaan Telanjang ~
Dikumpulkan ke padang mahsyar atau sampai di padang mahsyar semuanya dalam keadaan telanjang. Tapi mereka tidak merasakan bahwa masing-masing orang telanjang. Mereka juga tidak saling melihat atau malu-malu.
Perasaan seperti itu sudah tidak ada dalam benak mereka, sebab terlalu takut dan gawatnya keadaan kala itu, sehingga saling melihat atau malu tidak sempat memperhatikan atau memfungsikan rasa.
Kondisi seperti ini pernah disabdakan Rasulullah saw ketika berbincang-bincang dengan istrinya 'Aisyah ra :
"Para manusia dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan telanjang seperti bayi dilahirkan ibunya; tidak beralas kaki dan telanjang bulat.
Aisyah bertanya :" Laki-laki dan perempuan? "
Jawab Nabi Muhammad saw : " Ya! "
Kata Aisyah : " Alangkah jeleknya, mereka bisa saling melihat antara satu dengan yang lain. "
Nabi Muhammad saw menepukkan telapak tangannya ke arah pundak Aisyah sambil berkata : " Wahai anak perempuan putri Abu Quhafah, semua manusia dikala itu sangat sibuk, tidak akan ada kesempatan untuk melihat satu sama lain, pandangan mereka membelalak ke langit.
Mereka berdiri selama 40 tahun tidak makan dan minum. Di antara mereka keringatnya ada yang sampai di mata kakinya, ada yang sampai pada kedua betisnya, ada yang sampai perutnya, ada yang sampai dadanya, dan keringat itu selalu ada sepanjang mereka berdiri ( selama 40 tahun). '
Aisyah bertanya :
" Saya bertanya wahai Rasulullah saw, apakah diantara mereka ada yang dikumpulkan dengan berpakaian? '
Nabi Muhammad saw menjawab :
' (Ada) ialah para Nabi dan keluarganya, mereka yang puasa pada bulan Rajab, Sya'ban, sampai bulan Romadhon secara berurutan. Semua manusia pada hari itu merasa kelaparan, kecuali para Nabi dan keluarganya dan orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya'ban maka mereka merasakan kenyang, tidak merasa haus dan lapar ; mereka semua di bawa ke padang mahsyar, di Baitil Maqdis di desa yang namanya As Sahirah." ( Hadits: Durratun Nasihiin)
Sumber : Perjalanan Hidup Sesudah Mati
Oleh : Ust. Labib MZ
No comments:
Write comments