Benarkan mencium makanan dapat membuat seseorang makin gemuk? Bagaimana bisa?
Sebenarnya ini bukan urusan mencium aroma makanan, akan tetapi lebih kepada efek dari indera penciuman Anda yang membantu dalam menikmati makanan. Yang mana mungkin secara tidak sengaja akan membuat Anda gemuk.
Ini adalah hasil temuan dari para periset yang mengungkapkan bahwa sebuah percobaan pada tikus menunjukkan hal tersebut. Tikus gemuk yang kehilangan indera penciuman akan mengalami penurunan berat badan. Sementara tikus lain yang masih memiliki indera penciuman akan terus mengalami kenaikan berat badan, bahkan dua kali lipat dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Boldsky (6/7), ada korelasi yang jelas antara indera penciuman atau sistem bau dengan otak yang mengatur metabolisme, khususnya hipotalamus. Meskipun para peneliti hingga saat ini masih masih belum mengetahui rangkaian sarafnya.
Tikus dan manusia lebih peka terhadap bau saat sedang dalam kondisi lapar ketimbang setelah makan. Studi yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism, menyiratkan bahwa hilangnya aroma juga memainkan peran kunci pada manusia yang sering menjadikan mereka anoreksia - gangguan makan yang menyebabkan orang jadi kurus kering.
"Berat badan seseorang tidak murni karena ukuran kalori yang dikonsumsi, tapi juga terkait dengan bagaimana kalori tersebut dirasakan (dicium aromanya)," jelas Andrew Dillin dari University of California, Berkeley. [ega]
Sebenarnya ini bukan urusan mencium aroma makanan, akan tetapi lebih kepada efek dari indera penciuman Anda yang membantu dalam menikmati makanan. Yang mana mungkin secara tidak sengaja akan membuat Anda gemuk.
Ini adalah hasil temuan dari para periset yang mengungkapkan bahwa sebuah percobaan pada tikus menunjukkan hal tersebut. Tikus gemuk yang kehilangan indera penciuman akan mengalami penurunan berat badan. Sementara tikus lain yang masih memiliki indera penciuman akan terus mengalami kenaikan berat badan, bahkan dua kali lipat dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Boldsky (6/7), ada korelasi yang jelas antara indera penciuman atau sistem bau dengan otak yang mengatur metabolisme, khususnya hipotalamus. Meskipun para peneliti hingga saat ini masih masih belum mengetahui rangkaian sarafnya.
Tikus dan manusia lebih peka terhadap bau saat sedang dalam kondisi lapar ketimbang setelah makan. Studi yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism, menyiratkan bahwa hilangnya aroma juga memainkan peran kunci pada manusia yang sering menjadikan mereka anoreksia - gangguan makan yang menyebabkan orang jadi kurus kering.
"Berat badan seseorang tidak murni karena ukuran kalori yang dikonsumsi, tapi juga terkait dengan bagaimana kalori tersebut dirasakan (dicium aromanya)," jelas Andrew Dillin dari University of California, Berkeley. [ega]
sumber : merdeka.com
No comments:
Write comments