Apakah Indonesia cukup aman dengan besaran utang tersebut?
Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengakui, meskipun tambahan utang cukup besar, namun masih dalam kendali pemerintah. Indikasinya terlihat dari rasio utang yang di bawah 30% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Profil utang pemerintah pusat cenderungmanageable dalam beberapa tahun terakhir ini, dimana rasio debt to GDP masih terkendali lebih kecil dari 30% yakni 28,3% pada tahun lalu," kata Josua kepada detikFinance, Jumat (7/7/2017).
Rasio tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan negara maju dan berkembang lainnya seperti India, Turki, Malaysia, Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Komposisi utang pemerintah dari total Rp 3.672,33 triliun terdiri dari 19,8% merupakan pinjaman sementara 80,2% merupakan penerbitan SBN.
Meski surat utang cukup besar dimiliki asing, Josua menilai tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan.
"Dilihat dari utang yang jatuh tempo pada tahun ini mencapai tenor nya, kepemilikan asing pada SBN cenderung terkonsentrasi mayoritas pada tenor di atas 5 tahun yakni sekitar 72,14%," paparnya.
Tahun ini, penarikan utang diproyeksikan lebih besar dari perencanaan karena setoran pajak yang tidak capai target. Defisit anggaran diproyeksi mencapai 2,6% terhadap PDB dengan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 433 triliun.
"Defisit anggaran diperkirakan masih terkendali di kisaran 2,5%-2,6% terhadap PDB," tukasnya.
Sumber:m.detik.com
No comments:
Write comments