Jakarta- Dikecam, diancam dan diultimatum tidak membuat Israel bergeming. Mereka tetap pada pendirian untuk mempertahankan alat detektor logam di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Meskipun telah terjadi pertumpahan darah yang menewaskan beberapa orang, Israel tetap menolak mencabut detektor logam tersebut.
Palestina sudah mengultimatum Israel lantaran lima warganya tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Negeri Bintang Daud tersebut, Jumat pekan lalu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan warganya untuk waspada dengan situasi ini.
Menurut dia, Israel jangan terlihat menyerah dengan tekanan dari Palestina. Hal ini disampaikan Netanyahu dalam pertemuan tertutup dengan kabinet pemerintah sayap kanan Israel.
"Alat itu (detektor logam) akan tetap berada di sana. Pembunuh tidak akan pernah memberitahu kita bagaimana mencari para pembunuh lainnya," ungkap Menteri Pembangunan Daerah Israel Tzachi Hanegbi meniru ucapan sang perdana menteri, seperti dilansir dari Reuters, Senin (24/7).
"Jika mereka (orang Palestina) tidak mau masuk masjid, maka biarlah mereka tidak masuk masjid."
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak Israel segera mencopot detektor logam yang dipasang di Masjid Al-Aqsa. Sebagai ultimatum, Abbas memutus koordinasi keamanan dengan Israel.
"Jika Israel ingin koordinasi keamanan dimulai kembali, mereka harus menarik alat (detektor logam) tersebut," kata Abbas.
Pemasangan alat pemindai logam di gerbang kompleks Masjid Al-Aqsa sebagai respons atas pembunuhan dua polisi Israel. Hal ini memicu amarah warga Palestina dan muslim dunia karena dianggap melanggar hak mereka untuk beribadah.
Akibat hal tersebut, protes merebak dan pertikaian terjadi yang menyebabkan beberapa warga Palestina tewas dan lainnya terluka.
"Mereka harusnya tahu pada akhirnya akan kalah, karena memang sudah tugas kami untuk mempertahankan keamanan di sisi kami di sini dan begitu pula mereka," imbuh Abbas.
Sumber : Merdeka.com
No comments:
Write comments