Tuesday, 4 July 2017

Miris, Mereka Tumbuh di Atas Tumpukan Sampah!

Kelayakan hidup adalah sebuah keinginan dari setiap insan manusia. Tidak sedikit orang yang berjuang untuk dapat memenuhi kebutuhan agar hidup lebih layak. Jangankan waktu, nyawapun mereka korbankan demi kelayakan hidup keluarga. Bagaimana dengan mereka yang hidup di tumpukan sampah ?
Mereka bukan tidak ingin hidup layak seperti kita, turun naik mobil dan motor yang mewah, namun apadaya tangan taksampai. Lantas siapa yang perduli dengan kondisi mereka?
Seperti dilansir dari hepwee.com - Setiap hari, tiap orang menghasilkan sampah baik organik maupun anorganik. Secara terus menerus, jumlah sampah pun kian meningkat tanpa disadari. Lalu, ke mana perginya sampah tersebut?
Bagi kamu yang berada di Jabodetabek, sampahmu akan masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi. Total 9000 ton sampah masuk ke sana setiap hari. Andai satu gajah beratnya 2 ton, maka sampah masuk ke Bantargebang besarnya seperti 4.500 gajah setiap harinya. Banyak banget ‘kan? Gimana kalau sebulan, setahun atau malah bertahun-tahun?
Namun, adanya sampah juga jadi berkah tersendiri buat para pemulung dan pengepul sampah. Mereka bekerja mengais sampah setiap harinya. Tempat tinggalnya pun juga di Bantargebang.
Ada 3.000 keluarga yang berada di gunung sampah terbesar di Asia Tenggara ini. Bukan tempat yang ideal untuk tempat pertumbuhan anak ‘kan? Miris, ada ratusan anak yang hidup di tempat yang sangat tidak layak ini…

Kehidupan anak-anak di TPA Bantargebang tentu harus jadi perhatian kita bersama. Jangan sampai masa depan mereka ikut hilang dalsm tumpukan sampah. Ingat sampah itu dari Jakarta, dari kamu-kamu semua. (klik/K)

No comments:
Write comments