Saturday, 8 July 2017

Penelitian: Ternyata patah hati kelewat parah bisa datangkan maut

Kadang-kadang kita menjumpai kasus di mana sepasang suami istri meninggal dunia di waktu yang berdekatan. Bisa jadi dalam beberapa bulan, minggu, atau bahkan beberapa jam setelah pasangannya meninggal lebih dulu. Hal yang sama kadang juga terjadi pada saudara kembar, orangtua dan anak, atau dua orang yang memiliki ikatan emosional kuat. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan, bisakah manusia meregang nyawa karena patah hati ditinggalkan orang yang disayangi?

Menurut sebuah artikel yang dilansir MensXP.com, hal itu mungkin saja terjadi. Sebuah studi oleh British Heart Foundation (BHF) dan University of Aberdeen menemukan bukti bahwa sindrom patah hati merupakan kondisi medis yang nyata, bisa menyebabkan kerusakan temporer atau permanen pada jantung, dan dalam beberapa kasus bisa membawa penderitanya kepada kematian.

Nama ilmiah sindrom ini adalah takotsubo cardiomyopathy, sebuah kondisi di mana otot jantung melemah karena guncangan emosional atau stres fisik yang intens. Pemicu utamanya adalah tekanan emosional, salah satunya yang disebabkan karena kematian orang yang dicintai.

Tim peneliti memantau kondisi 52 pasien takotsubo selama empat bulan. Dengan menggunakan ultrasound dan MRI jantung, para peneliti menyimpulkan bahwa sindrom ini memiliki pengaruh permanen pada gerakan memompa jantung dan menunda vibrasi yang terjadi saat jantung berdetak. Kondisi ini juga dikatakan dapat menghambat gerakan meremas jantung, menyebabkan jantung berkontraksi dengan cara yang tak wajar.

BHF mendefinisikan takotsubo sebagai suatu kondisi temporer. Pada penderita takotsubo, ventrikel kiri, salah satu ruang di jantung mengalami perubahan bentuk. Kondisi ini akan mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah. Dalam keadaan terburuk bisa menyebabkan gagal jantung. [tsr]

No comments:
Write comments